Assalamualaikum... Bismillah..
Hai
luka…
Cinta diam-diam,terluka diam-diam…
Kalian bisa
menyebutku dengan cewek munafik. Memang benar. Aku memang munafik. Ya,aku akui
itu. Aku selalu berkata bahwa aku akan segera melupakannya. Padahal apa yang
aku lakukan selama ini? Aku mengatakan begitu,namun hatiku tak akan bisa untuk
melakukan itu.
Bodoh? Memang
bener dan nggak salah jika kalian memanggilku bodoh. Bodohnya aku yang selalu
mengharapkan kehadirannya.
Aku memang
seperti ini. Aku memang sangat sulit untuk jatuh cinta dan disaat aku sudah
jatuh cinta pada seseorang,pasti aku
nggak akan bisa melupakannya dengan cara apapun. Setia? Bukan. Namun entahlah dengan suasana saat ini.
Aku
bingung dengan perasaan yang saat ini sedang aku rasakan. Aku heran. Mengapa aku
masih bisa bertahan dengannya ,walaupun aku serin g dibuatnya menangis dan
sakit hati?
Aku enggak akan mempermasalahkan
kehadirannnya. Mungkin ini memang sudah menjadi garis takdirku. Tapi,apakah
takdirku harus semenyakitkan ini?
Dulu,aku jarang sekali menangis. Mungkin
aku hampir nggak pernah menangis. Namun setelah mengenalnya,semuanya menjadi
berubah. Entah menagapa,dia selalu saja berhasil membuatku menangis. Entahlah,sepertinya
hatiku terlalu sakit untuk mengenalnya.
Allah memang benar-benar hebat
membolak-balikkan perasaan umatnya. Begitu juga dengan perasaanku. Entah bagaimana
dengan perasaan dia. Mungkin saja,dia nggak akan pernah bisa merasaka rasa
sakit yang saat ini aku rasakan.
Apakah aku terlalu berharap? Jika iya,mengapa
harapan itu nggak bisa hilang setelah aku tersakiti terus menerus olehnya? Apakah
aku terlalu tulus dengannya,sampai-sampai aku rela disakiti seperti ini? apakah
aku terlalu setia,sampai-sampai aku nggak bisa menyukai orang lain selain dia? Apakah
aku terlalu bodoh?
Satu tahun menahan rasa sakit hati
itu memang membutuhkan perjuangan yang luar biasa. Aku juga heran,mengapa aku
masih bisa bertahan dengannya sampai saat ini? apa alasanku untuk tetap
bertahan dengannya,sedangkan dia saja selalu menyakitiku?
Cuek itu belum tentu benci. Belum tentu
tanda nggak suka. Cuek ku itu hanya untuk menutupi segala rasa sakit hati ku. Sejujurnya
tanpa kamu minta maaf,aku sudah akan memaafkanmu. Namun walaupun aku sudah
memaafkanmu,tapi tetap saja hatiku masih terasa sakit. Apakah luka yang kamu
tancapkan terlalu dalam? Sehinggak aku kesulitan untuk menyembuhkan luka ini
sendirian?
Aku butuh seseorang untuk membantu
menyembuhkan luka yang mendalam ini. aku ingin hidup bebas tanpa ada perasaan
yang menyakitkan seperti ini. kadang,aku merasa hidup ini nggak adil sama
sekali. Bagaimana tidak? Dia selalu bisa tersenyum bahagia,sedangkan aku? Aku malah
selalu merasa tersakiti olehnya. Nggak ada senyuman yang bisa aku berikan ke
dia. Mungkin karna hatiku terlalu remuk.
Adakah cara agar aku bisa
menyembuhkan luka ini sendirian jika tak ada yang bisa membantuku? Arrgghh,aku
pasrah dengan rasa ini. aku selalu saja berusaha membuang jauh-jauh rasa yang
menyebalkan ini. tapi selalu saja rasa ini hadir kembali. Okeee,baiklah. Aku menyerah.
Aku nggak akan berusaha lagi. Aku akan mengikuti kata hatiku saja. Biarlah hatiku
yang memilih. Jika semakin lama rasa ini akan semakin menyakitkan,aku harap
hatiku juga akan bisa segera menghapusnya dari memoriku. Biarlah rasa ini
mengalir dengan sendirinya. Whatever will be ,will be. Apapun yang
terjadi,terjadilah.
“Jangan
memejamkan matamu,karna memejamkan mata akan membuat perasaanmu berkali-kali
lipat lebih menyakitkan..”
Fokus UN untukmu. Dan fokus menulis
untukku. Kita emang nggak pernah sejalan. Nggak pernah juga sependapat. Namun kenapa
kita harus juga dipertemukan seperti ini? benar-benar menyakitkan. “Jangan
meninggalkannya saat dia terjatuh,karena itu akan membuatnya semakin hancur..”
Jatuh
cinta itu bisa bertahun-tahun terendap dalam hati seseorang.. Begitu juga
dengan kamu,dia atau siapapun itu… lalu jika cinta benar-benar jatuh di
antaranya,apakah setelahnya selesai? Cinta membutuhkan uji coba,seberapa
dalam,dan seberapa kuatkah kamu…
Sadarkah kau,sejak pertemuan tak
sengaja itu kau telah mengacaukan segalanya? Kau meruntuhkan segala dunia yang
telah mati-matian kususun setelah kepergianmu. Namun dengan mudahnya kau masuk
kembali,memporak-porandakan pikiranku. Dan menjungkirbalikkan cintaku. Aku baru
menyadarinya,bahwa kau masih menempati ruang di hatiku. Ruang yang terlampau
luas. Maaf dan terimakasih atas segala cinta yang tak luput kau beri.
Kamu nggak perlu tau seberapa
dalam luka ini. kamu juga nggak perlu tau seberapa besar perjuanganku. Dan kamu
juga nggak perlu tau untuk apa selama ini aku menangisimu. Kamu hanya cukup
tau,bahwa kamu selama ini sudah berhasil menjadi penyemangatku,mas ({}) walaupun
kamu tak menyadarinya.
Sebenarnya aku pengen cerita suatu
hal ke kamu. Karna dulu kamu pernah bilang,kalok kamu mau jadi temenku. Tapi aku
nggak enak dan nggak bisa cerita ke kamu. Aku takut kalok sikap cuekku atau
cara bicaraku hanya akan menyakitimu,mas.. tapi,beneran,aku memang pengen
cerita suatu hal itu ke kamu. Tapi entah kapan,aku diberi kesempatan untuk itu.
Mungkin beginilah cara kerja cinta. Sampai-sampai
seluruh sarafku tak kuasa menentang. Sampai-sampai terhadap yang lain aku
selalu menutup mata. Karena jiwa ku percaya,kamu pasti datang…. Tapi nyatanya,aku
pikir kamu nggak akan pernah datang…
Waktu
terus berjalan.. semakin mendekati ujianmu. Walaupun kalok di hitung-hitung
masih lama. Tapi itu pasti akan terasa sangat cepat. Semakin mendekati
ujianmu,maka semakin juga mendekati waktu perpisahan..
Beneran
fokuslah ke ujianmu dulu mas… masalah ini bisa dipikir belakangan. Yang terpenting
kamu harus bisa melewati ujianmu dengan lancar dan sukses .. biar dapet nilai
perfect. Biar nggak kesulitan buat nyari universitasnya. Biar bisa nyenengin
orang tuamu ({}) Semangat,mas.
Aku
selalu mengira tak akan bisa hidup tanpa cintanya. Aku lupa,semua luka
perlahan-lahan akan sembuh juga. Biarkan saja waktu yang jadi obatnya.
Saat itu akan tiba,ketika aku
benar-benar menerima kenyataan bahwa kau tak akan membuka hatimu untukku. Sekarang
hanya tinggal aku,minus dirinya. Dia pergi terlalu lama dan aku terlalu bodoh
terus-terusan memikirkan dirinya.
Aku
bisa hidup tanpa kenangan dan senyumannya.
Kalau sebelum mengenal dia saja aku bisa bahagia,apa bedanya bahagia setelah
tanpa dirinya?
Aku
pasti akan jatuh cinta lagi. Suatu hari nanti… entah kapan itu.. Dan jatuh
cinta dengan yang lebih baik darinya…