Total Pageviews

Friday, October 30, 2015

Maafkanlah,Jika Sikapku Terlalu Acuh Dihadapanmu...

Assalamualaikum... Bismillah...
            Semakin hari,aku merasa,kau semakin membenciku. Semakin hari,aku merasa,aku juga semakin berusaha membencimu. Aku punya alasan mengapa aku melakukan ini semua. Aku melakukan ini semua bukan karna kemauanku saja,mungkin ini juga yang terbaik untukmu.
            Selalu memendam ini sendirian. Aku tak pernah berusaha menceritakan kesedihanku ini kepada orang lain, termasuk sahabatku. Aku lebih senang memendam rasa kecewa ini dalam diam.
            Aku ingat,bagaimana dulu aku berusaha mengubah sikap ku,hanya demi kamu. Dan sayangnya,kamu tak menghargainya. Dan aku kecewa karna perjuanganku selama ini tak pernah terlihat di matamu. Dan lama kelamaan aku menyerah.
            Yeah,kamu tau,aku bukan tipe orang yang gampang menyerah. tapi untuk persoalan yang satu ini,aku benar-benar tak sanggup lagi menjalaninya. Maaf jika aku menyerah dengan cara yang nggak fair.
            Kamu tau? Aku hanya ingin menjadi temanmu saja. Hanya itu, aku tak pernah meminta lebih. Hanya ingin menjadi sekedar teman. Tapi apakah keinginanku itu terlalu tinggi,kah? Sampai-sampai aku tak bisa menggapainya. Tapi kenapa tak bisa? Karena aku berbeda dengan yang lainnya? Karna aku nggak masuk kriteria teman yang dia inginkan? Mungkin itu salah satunya.
            Aku juga heran,kenapa setiap kali aku bertemu denganmu,emosiku langsung naik. Rasanya aku ingin sekali mencaci-maki dihadapanmu. Tapi aku selalu menahan diriku untuk melakukannya. Aku masih ingin respect kepadamu. Karna bagaimanapun juga,kamu masih menjadi kakak kelasku.
            Mungkin kamu agak tersinggung dengan postinganku yang kemarin. Aku minta maaf. Aku nulisnya pas hatiku lagi benar-benar hancur. Maafkanlah. Tapi tenang saja,postingannya sudah aku hapus.
            Apakah ingin menjadi temanmu saja harus sesulit ini? Apakah ingin akrab denganmu saja harus sesulit ini? Kenapa sih? Sebenarnya aku nggak secuek yang kamu kira. Aku sebenarnya bisa ramah. Malahan kebanyakan orang-orang yang sudah mengenalku lama,mereka juga menganggapku ramah. Tapi kenapa ya,kamu nggak bisa melihat keramahanku dan kamu nggak bisa melihat sisi positif ku?
            Setiap orang pasti punya sisi positif. Begitu juga denganku. Walaupun mungkin sisi positifku hanya sedikit,dan nggak sebanyak seperti sisi positifmu,tapi seenggaknya,aku masih punya sisi positif.
            Lama kelamaan aku bisa gila jika terus menerus memikirkan masalah ini yang tak kunjung selesai. Bagaimana caranya agar aku bisa mengakhiri masalah ini? Aku harus mulai darimana? Apakah aku harus minta maaf kepadamu (lagi)? Maaf,tapi untuk yang kali ini,aku tak berani meminta maaf langsung kepadamu. Karna aku tak ingin membuatmu semakin benci denganku..
            Aku Cuma mau bilang,waktuku nggak akan lama lagi. Aku Cuma nggak pengen kamu menyesali semua yang udah kamu perbuat.
            Senang rasanya jika bisa melihatmu bahagia (walaupun bersama orang lain). Senang rasanya jika kamu sudah menemukan seseorang yang kamu cintai (walaupun bukan diriku yang kamu temukan).
            Aku akan selalu ingat pada prinsipku. Aku akan selalu menjaga prinsip itu. “Aku nggak akan pacaran,sebelum aku benar-benar berniat untuk pacaran”. Karna entah mengapa,aku tak suka dengan kata itu. “Pacaran”. Aku trauma,dan aku nggak ingin pacaran terlebih dahulu. Tapi kalok kamu sudah menemukan orang yang tepat untuk kamu jadikan pacar,silahkan saja. Aku tak melarangmu. Aku nggak jealous. Aku nggak akan kecewa dan aku nggak akan sakit hati. Karna seperti yang aku bilang tadi, “aku bahagia saat melihatmu bahagia walau bahagia bersama orang lain”
            Aku hanya bisa mendoakanmu. Mendoakan yang terbaik untukmu. Aku tak bisa memberimu apa-apa. Aku tak bisa memberikanmu kenangan-kenangan yang bagus. Aku hanya bisa memberimu kenangan yang buruk. Maafkanlah.
            Aku baru tersadar,bahwa membenci itu juga benar-benar sulit. Seperti halnya melupakan dan bertahan. Ketiga-tiganya sama-sama sulit untuk dilakukan.  Yeah,mungkin aku tak benar-benar bisa membencimu. Aku hanya butuh waktu untuk menetralkan rasa ini. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri.
            Waktuku semakin singkat. Obat-obatanpun sepertinya sudah tak mampu membantuku lagi. Aku hanya bisa bersabar melewati ini semua. Stay strong. Aku harus kuat. Aku tak ingin terlihat lemah didepanmu.  Karna aku ingin selalu menjadi Dewi Ratih Anggraini yang kamu kenal,cewek yang selalu kuat dan pantang menyerah.
            Aku nggak pernah merasa sendiri. Karna Allah selalu berada didekatku.  Dan malaikat juga berada didekatku,jadi sewaktu-waktu,malaikat itu bisa mengambilku kapan saja..
            Doa kalian yang menguatkanku. Senyum kalian yang membangkitkanku. Support kalian yang menyemangatiku. Terimakasih untuk kalian. Dan terimakasih untukmu. Maaf aku selalu bersikap acuh padamu. Maafkanlah.