Total Pageviews

Sunday, April 23, 2017

Catatan Pendek Untuk Kisah Yang Panjang

Assalamualaikum… Bismillah..

*(Kisah ini diadaptasi dari novel “Senja,Hujan & Cerita  Yang Telah Usai”.  Kisah menarik yang membuatku mencoba melirik perjalanan kisahnya. Kisah yang teramat istimewa. Aku seakan hanyut  dalam imajinasi ini.  Karna aku merasa kisah ini,sama seperti apa yang sedang terjadi dalam kehidupan nyataku. Saat ini juga.)*

Kenangan adalah hal yang mendatangkan rindu di kala hujan dan senja. Selalu ada pelajaran atas segala perasaan,meski terkadang tak tersampaikan.

Kisah ini dipersembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai,hingga susah melupakan. Untuk orang-orang yang pernah mencintai,tetapi dikhianati. Kepada orang yang jatuh cinta diam-diam,suka pada sahabatnya sendiri,tidak bisa berpaling dari orang yang sama,dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Saya juga pernah berada diposisimu saat ini. Mari mengenang,tapi jangan lupa jalan pulang. Mulailah menata rindu yang baru ~

Satu-satunya hal yang bisa memperlambat waktu adalah rindu. Jarak telah membuat kita semakin jarang bertemu. Namun,demi semua hal yang sudah kita sepakati. Akupun mengerti,aku harus sabar menanti. Dan segala hal yang terjadi kini hanyalah bagian dari perjuangan yang akan kita nikmati nanti. Aku belajar menyabarkan hati,bahwa perasaan lelah ini tak akan sia-sia,karna segala rindu yang terasa akan menemukan bahagia pada waktunya.

Kelak,pada senja-senja yang tak lagi sepi,aku bisa menikmati senja,juga hujan-hujan yang pernah membuatku merindu buta. Semoga segala hal yang kita jalani kini. Seberat apapun usaha menjaga hati. tidak hanya menjadi lelah yang tak berarti…

Seperti halnya menyukai senja yang tak perlu kujelaskan,aku selalu menyukai matamu. Menatap lebih dalam ke sana,lalu menenggelamkan diriku berlama-lama.  Matamu selalu bisa menenangkan segala yang gusar.  Itulah sebab mengapa aku suka mengajakmu duduk berlama-lama. Terkadang tidak terlalu banyak bicara. Kita hanya menikmati udara sambil saling menatap. Dalam hati,aku selalu memanjatkan doa,agar denganku saja kamu ingin menatap.

Matamu lebih menarik dari hujan manapun. Matamu adalah langit yang teduh dan meneduhkan. Begitulah aku. Selalu terpesona oleh bening matamu. Hujan memang selalu mengingatkanku pada matamu. Lalu entah mengapa selalu saja sesuatu menghangatkan mataku ketika aku merindukanmu. Air mata.

Aku suka segala tentangmu. Terlebih saat kamu cemberut dan cemburu. Saat begitu,kamu selalu terlihat semakin memesona. Menyadari kita memang harus memperjuangkan rindu. Selalu mengusahakan terus bertemu,agar tidak tumbuh lebat sendu.

Satu hal yang tak pernah kubayangkan adalah tidak lagi menjalani hari-hariku bersamamu. Tidak lagi menjadikanmu seseorang tempat berbagi cerita. Tidak lagi menjadikanmu orang yang kucari saat terbangun sebab mimpi buruk di pagi buta. Aku benar-benar tak tau harus membayangkan seperti apa jadinya nanti bila kamu tak lagi menemani disisi. Aku tak bisa menerka apa yang akan kulalui nanti,jika bukan kamu yang mendampingi.  Sebab segala hal yang kujalani hari ini sudah menjadi kebiasaan denganmu. Walau tanpamu semua akan tetap berjalan seperti biasanya. Hanya saja,rasanya pasti akan berbeda. Akan sedikit lebih hampa~
Aku hanya ingin kamu memahami. Jikapun masih harus berjalan lagi,kakiku akan lebih kuat jika kamu ada di sisi. Jikapun harus berjuang lagi,tubuhku akan lebih tabah jika kamu yang menemani. Jangan kemana-mana… sebab bagiku kamu istimewa. Jangan pergi meninggalkan hati,meski tanpamu aku akan tetap berusaha tidak mati.

Dahulu,kita pernah sama-sama saling menguatkan. Pernah sama-sama takut kehilangan. Kita sering berdoa agar hujan turun lebih lama. Agar kita terkurung dan memiliki alasan untuk tidak perlu kemana-mana. Sebab,katamu,bersamaku apapun akan terasa lebih hangat.  Hujan dan kamu adalah kenangan yang tak pernah lapuk dari ingatan..

Terkadang,aku merasa sedih. Kamu yang kuperjuangkan,untukmu aku berjuang demi mewujudkan banyak hal. Namun,kamu tak mau belajar peduli,bahwa apa saja yang aku lakukan hari ini,semua itu untuk kita nanti. Harusnya kamu mengerti,semua itu aku lakukan karna peduli. Aku ingin kamu baik-baik saja denganku nantinya. Demi itu,aku merelakan diri bersusah-susah menjalani hidupku.
Namun apa yang terjadi? Seolah semua yang kuperjuangkan tidak berarti bagimu. Kamu lupa aku punya impian yang tak pernah padam. Aku bekerja hingga larut malam demi semua itu. aku relakan letihku untuk menemanimu di sela sibuknya waktu.

Berkali-kali ku menjelaskan. Namun,lelah saja yang aku dapatkan.  Semua terasa sia-sia saat kamu memilih menyerah. Katamu,kamu lelah mendampingiku. Katamu,kamu tak bisa menerima impianku. Aku mencoba memohon padamu untuk mengerti. Namun hingga luka itu akhirnya berbicara. Aku telah mati-matian berjuang. Namun kamu tidak menghargai dan memilih menjadikannya kenangan. Semoga nantinya kamu temukan orang yang rela menyabarimu sesabar yang pernah aku lakukan. Semoga nanti ada orang yang mau memperjuangkanmu,sekeras aku berjuang dulu.  Satu hal yang pasti,aku akan tetap berjuang. Meski pada akhirnyapun aku harus pulang sendiri~

Dulu bersamamu aku menyukai hujan. Menikmati setiap rintih langit yang sedih. Aku selalu suka suasana seperti itu. selalu suka menikmati saat hujan turun bersamamu. Bahkan,selalu ingin berlama-lama denganmu. Melupakan waktu dan pekerjaan yang menunggu. Barangkali benar,hujan selalu bisa memulangkan kenangan. Meski hujan tak lagi bisa memulangkan kita~

Hingga pada akhirnya,aku mulai nyaman denganmu. Aku mulai bisa percaya lagi pada orang lain. aku percaya bahwa bahagia tak pernah habis. Kebahagiaan yang hancur berkeping itu,akan dikumpulkan lagi oleh orang baru. Seseorang yang kupercaya adalah kamu.

Hari-hari berjalan dengan segala hal yang membuat kita seolah hilang ingatan. Rasa sedih dan pedih itu seakan memudar. Melenyap bersama kebersamaan kita. Dua orang yang dulu sedih,kini bisa tersenyum kembali. Mampu tertawa dan percaya,bahwa semua akan baik-baik saja. Meski pada saat yang sama,aku kadang merasa kamu sedang berpura-pura. Kamu tidak benar-benar bahagia denganku. Didalam matamu masih saja kulihat seseorang yang kamu jaga dulu~

Mungkin ini tak begitu penting bagimu. Bagian yang mungkin membuatmu bosan. Percakapan-percakapan tak jelas itu,mungkin hak yang tak terlalu berarti bagimu. Mengetahui kabarmu dan memastikan kamu baik-baik saja adalah salah satu cara yang membuatku tetap bahagia.

Jujur saja,aku menjadi lebih rajin datang ke sekolah. Lebih rajin merapikan diri sebelum berangkat. Agar kamu senang bertemu denganku. Meski saat kita bertemu,kita harus sama-sama tersipu malu. Kadang,teman-teman usil menertawai kita. Sungguh,sebenarnya aku bahagia saat orang-orang menertawai kita. Bagiku segala hal baik yang mereka ucapkan adalah doa.
Kamu mulai menceritakan apa saja yang ingin kamu capai. Kamu membagi rahasia-rahasia dan impianmu. Mengamini segala impianmu. Lalu,dalam hati pelan-pelan kurapalkan doa. “Semoga nanti semua itu terwujud bersamaku. Aku ingin mengarungi jalan dan tantangan hidupmu bersamaku..”

Kita pernah memperjuangkan kisah yang sama. Menjadikan hari-hari mengumpulkan berbagai rasa. Sempat aku ingin menyerah,tetapi kamu menguatkan aku kembali. Berkali-kali juga kamu melakukan hal-hal salah yang membuatku resah. Namun,aku memilih untuk memaafkanmu.
Aku paham,yang telah hilang sudah selayaknya hanya menjadi kenangan. Bukan sesuatu yang seharusnya diajak kembali pulang. Namun..jujur saja aku rindu semua perihal tentangmu.
Bagaimanapun kita adalah dua orang yang pernah sama-sama memperjuangkan. Meski dikalahkan oleh kenyataan. Jika kini aku rindu,kurasa itu wajar saja meski kamu tak perlu tau,meski kamu tak perlu membalasnya. Aku tau ini salah,tetapi rindu bukanlah perasaan yang salah.
Tetaplah jalani hidup baikmu. Aku hanya sedan rindu hal-hal indah dulu.

Semua yang pernah terjadi memang akan menjadi pengalaman berarti. Saat ingin bertahan dengannya,aku seharusnya memastikan apa dia juga mau bertahan dan mempertahankanku. Kalau kamu ingin lepas,mengapa aku harus mempertahankanmu? Bukankah seseorang yang ingin pergi,akan tetap pergi,meski tubuhnya di sini,sementara hatinya mencintai orang lain. aku lupa ,jika seseorang memang mencintai ,sejauh apapun jarak tak akan menghalanginya untuk menjaga. Tapi jika sudah tak cinta,bersama setiap haripun akan tetap saja melahirkan luka-luka.

Andai bisa berandai-andai kembali,tentu senja-senja yang pernah kita lalui. Hujan-hujan yang pernah kita tempuh berdua. Tidak akan kita kenang sebagai sesuatu yang menyesakkan dada. Andai dulu kita sedikit lebih perpikir jernih,tentu akan mengalami cerita yang berbeda dengan hari ini. namun sudahlah,bagaimanapun usaha mengenang,semua yang sudah hilang akan tetap hilang~

Aku hanya tak ingin mempertahankan seseorang yang sudah tak bahagia denganku. Kamu berhak memilih bahagiamu. Jika nyatanya bukan aku bahagia itu,biarlah rindu ini menjelma masa lalu. Agar kita tak terus dilanda masalah saat memaksakan bertemu.
Seharusnya pula kita menikmati susah-senang berdua. Bukan untukku saja,juga bukan kepadamu saja. Kita seharusnya sama-sama membahagiakan. Melakukan apa saja atas keinginan berdua. Bukan melakukan sesuatu dengan perasaan terpaksa.

Renungkanlah sejenak.. apa arti kita,bagimu? Pelan-pelan resapi dalam dirimu. Tanya dirimu sendiri. Apakah semua yang kita perjuangkan ini masih berarti bagimu? Jika kamu tak menemukan jawaban yang tepat,segeralah berlari ,meski bagiku itu berat.  Namun jika kamu masih menemukan kita untuk sesuatu yang penuh cita-cita,mari sama-sama kita perjuangkan lagi. Aku hanya ingin ada aku dipikiranmu. Bukan karena kamu tidak punya pilihan lain saat rapuh.
Jika kamu merasa ada yang hampa saat bersamaku,mungkin saja itu karena aku bukan seseorang yang terbaik untukmu.

Jika pada akhirnya kamu hanya menamai diri sebagai kehilangan,untuk apa dulu datang mengajarkan ketenangan? Membuatku merasa nyaman dengan segala hal yang kamu katakan. Kamu yakinkan bahwa semua yang kita jalani adalah hal-hal baik. Sesuatu yang baik untuk kita berdua.

Harusnya kamu pahami lebih dalam,sebelum membuatku jatuh dan tenggelam. Jika kamu hanya ingin membuatku luka seperti ini,mengapa mengajarkanku bahwa kamu memang begitu berarti? Kamu sia-siakan segala hal yang kuperjuangkan. Kamu abaikan segala bentuk doa-doa yang kusebut di malam-petang-dan pagi.

Kenanglah kita meski tak begitu sempurna. Meski hanya sedih-sedih yang tersisa. Sebab,bagaimanapun pahitnya,aku pernah menjadi sahabat terbaikmu waktu itu. meski pada akhirnya,aku tetaplah seseorang yang menyakiti hatimu. Kenanglah,meski kita hanya menjalani waktu tak begitu lama. Bagaimanapun aku pernah berharap kita benar-benar utuh selamanya. Tak ada niat sama sekali untuk menyakitimu. Dan tak ada niat untuk melepaskanmu begitu saja ~

Kamu akan tetap kudoakan sepenuh hati. bahagialah disana. Dengan seseoraang yang bisa mencintaimu tanpa pernah membuatmu terluka.
Demi membuatku bahagia,kamu rela menunda sebagia impianmu. Akulah yang terlalu angkuh dan tak tau diri telah mempermainkanmu. Kebaikanmu kubalas dengan kebalikan yang membut hatimu pilu. Namun semuanya sudah berlalu. Biarlah segalanya menjadi kenangan. Suatu hari nanti kita akan saling melupakan. Karena mungkin kamu memang ditakdirkan hanya untuk dikenang.

~Selesai~
  

No comments:

Post a Comment