Assalamualaikum…. Bismillah …
Aku tak pernah menduga apa yang akan kau lakukan dengan hidupku. Aku mencoba tak peduli dengan semua kelakuanmu. Aku mencoba bersabar dan berserah diri atas semua kelakuan yang telah kau ciptakan. Dan aku benci mengatakan ini. Mengatakan bahwa,kau benar-benar hebat. Hebat mencuri perhatianku.
Ternyata,tak semua orang itu akan selalu terlihat baik didepanmu. Tak selamanya begitu. Ada kalanya,mereka hanya berakting,menjalankan skenario sandiwaranya,demi mendapatkan kepuasan semata.
Dari awal mengenalmu,akupun tak pernah sempat curiga sedikitpun kepadamu. Yang aku tahu,kamu baik. Itu saja. Namun pemikiranku berubah 180° seketika semenjak sandiwaramu terbongkar. Sandiwara yang kau perankan begitu apik. Sampai-sampai aku sulit untuk menyangkalnya. Kejahatan yang kau ciptakan. Entah apa yang kau inginkan. Ingin menghancurkan hidupku kah? Atau mungkin ingin memusnahkan segala impian yang telah lama aku bangun? Kejam.
Pernah kah aku melukaimu? Aku rasa tidak. Lalu kenapa kau balaskan semua luka ini kepadaku? Dimana letak kesalahanku sampai kau tega menyakitiku?
Aku juga perempuan.. sama sepertimu. Perempuan yang mempunyai hati yang teramat rapuh dan mudah terluka. Seharusnya,kita sesama perempuan bisa saling menjaga satu sama lain. Lalu mengapa kau justru menjerumuskanku secara perlahan?
Yang aku tahu,perempuan memang kodratnya diberi hati nurani yang teramat lembut. Lalu bagaimana dengan hati nuranimu? Masihkah berfungsi sebagaimana mestinya? Atau justru sudah berganti alih? Jika begitu,berarti kau sudah menyalahi kodratmu sendiri sebagai perempuan!
Caramu yang membuatku kecewa. Aku benar-benar tak mengerti,mengapa kebaikanku kau balas dengan rasa kebencian. Kau mencoba memasukkanku dalam perangkapmu. Tapi sayang,aku tak sebodoh itu. Aku bukan perempuan bodoh yang bisa kau bohongi. Logikaku masih jalan.
Kau bisa saja ikut-ikutan memandangku sebelah mata,seperti halnya dirinya. Namun kau juga harus sadar,bahwa mungkin saja suatu saat nanti gantian kau yang akan dipandang sebelah mata olehnya. Karma akan selalu berlaku,dimanapun dan kapanpun. Karena itu sudah menjadi hukum alam.
Mungkin saja saat ini,kau sedang menikmati indahnya sandiwaramu. Namun aku yakin itu tak akan berlangsung lama. Bisa saja sandiwaramu itu yang akan mengantarkanmu kedalam medan kehancuran. Mungkin saja~
Kamu salah memilihku sebagai sainganmu. karena dari awal aku sudah kalah denganmu. Kalah mengendalikan otak posesifmu itu. mengertilah,bahwa posesif itu tak ada gunanya. Hanya akan menjadikan dirimu seperti orang gila! Orang yang kehilangan akal,bahkan kesadarannya.
Aku teramat kecewa. Kepercayaanku kepadamu telah sirna. Tak dapat lagi aku mempercayaimu kembali. Aku sudah cukup hafal sandiwaramu.
Aku sudah tak peduli lagi dengan kebaikan yang pernah aku torehkan dalam hidupmu. Aku tak peduli.
Untuk segala omong kosongmu,untuk segala kekejamanmu,dan untuk segala luka yang kau berikan,akan segera aku ikhlaskan. Biarkan itu terbang menghilang seperti bayanganmu.
Senyumku hambar. Aku berusaha menguatkan hatiku. Luka ku kembali terbuka. Aku memilih berpasrah kepada yang Kuasa. Biarlah takdir yang akan menjawabnya.Karena aku percaya,bahwa suatu saat kebaikan pasti akan segera terlihat..
Aku tak pernah menduga apa yang akan kau lakukan dengan hidupku. Aku mencoba tak peduli dengan semua kelakuanmu. Aku mencoba bersabar dan berserah diri atas semua kelakuan yang telah kau ciptakan. Dan aku benci mengatakan ini. Mengatakan bahwa,kau benar-benar hebat. Hebat mencuri perhatianku.
Ternyata,tak semua orang itu akan selalu terlihat baik didepanmu. Tak selamanya begitu. Ada kalanya,mereka hanya berakting,menjalankan skenario sandiwaranya,demi mendapatkan kepuasan semata.
Dari awal mengenalmu,akupun tak pernah sempat curiga sedikitpun kepadamu. Yang aku tahu,kamu baik. Itu saja. Namun pemikiranku berubah 180° seketika semenjak sandiwaramu terbongkar. Sandiwara yang kau perankan begitu apik. Sampai-sampai aku sulit untuk menyangkalnya. Kejahatan yang kau ciptakan. Entah apa yang kau inginkan. Ingin menghancurkan hidupku kah? Atau mungkin ingin memusnahkan segala impian yang telah lama aku bangun? Kejam.
Pernah kah aku melukaimu? Aku rasa tidak. Lalu kenapa kau balaskan semua luka ini kepadaku? Dimana letak kesalahanku sampai kau tega menyakitiku?
Aku juga perempuan.. sama sepertimu. Perempuan yang mempunyai hati yang teramat rapuh dan mudah terluka. Seharusnya,kita sesama perempuan bisa saling menjaga satu sama lain. Lalu mengapa kau justru menjerumuskanku secara perlahan?
Yang aku tahu,perempuan memang kodratnya diberi hati nurani yang teramat lembut. Lalu bagaimana dengan hati nuranimu? Masihkah berfungsi sebagaimana mestinya? Atau justru sudah berganti alih? Jika begitu,berarti kau sudah menyalahi kodratmu sendiri sebagai perempuan!
Caramu yang membuatku kecewa. Aku benar-benar tak mengerti,mengapa kebaikanku kau balas dengan rasa kebencian. Kau mencoba memasukkanku dalam perangkapmu. Tapi sayang,aku tak sebodoh itu. Aku bukan perempuan bodoh yang bisa kau bohongi. Logikaku masih jalan.
Kau bisa saja ikut-ikutan memandangku sebelah mata,seperti halnya dirinya. Namun kau juga harus sadar,bahwa mungkin saja suatu saat nanti gantian kau yang akan dipandang sebelah mata olehnya. Karma akan selalu berlaku,dimanapun dan kapanpun. Karena itu sudah menjadi hukum alam.
Mungkin saja saat ini,kau sedang menikmati indahnya sandiwaramu. Namun aku yakin itu tak akan berlangsung lama. Bisa saja sandiwaramu itu yang akan mengantarkanmu kedalam medan kehancuran. Mungkin saja~
Kamu salah memilihku sebagai sainganmu. karena dari awal aku sudah kalah denganmu. Kalah mengendalikan otak posesifmu itu. mengertilah,bahwa posesif itu tak ada gunanya. Hanya akan menjadikan dirimu seperti orang gila! Orang yang kehilangan akal,bahkan kesadarannya.
Aku teramat kecewa. Kepercayaanku kepadamu telah sirna. Tak dapat lagi aku mempercayaimu kembali. Aku sudah cukup hafal sandiwaramu.
Aku sudah tak peduli lagi dengan kebaikan yang pernah aku torehkan dalam hidupmu. Aku tak peduli.
Untuk segala omong kosongmu,untuk segala kekejamanmu,dan untuk segala luka yang kau berikan,akan segera aku ikhlaskan. Biarkan itu terbang menghilang seperti bayanganmu.
Senyumku hambar. Aku berusaha menguatkan hatiku. Luka ku kembali terbuka. Aku memilih berpasrah kepada yang Kuasa. Biarlah takdir yang akan menjawabnya.Karena aku percaya,bahwa suatu saat kebaikan pasti akan segera terlihat..
No comments:
Post a Comment