Assalamualaikum...
Bismillah..
Aku tau,dia orang sibuk. Sibuk
banget malahan. Sampai-sampai,dia nggak pernah punya waktu buat sedikit
mengklarifikasi kesalah pahaman antara kita. Padahal,aku ingin masalah ini bisa
segera terselesaikan. Tapi kenapa harus selalu aku yang memikirkan jalan
keluarnya? Kenapa dia nggak pernah mau membantu memikirkan jalan keluarnya?
Apakah karna kesibukannya itu? Atau malah,dia nggak pernah memikirkan masalah
ini?
Aku tau kamu sibuk. Aku tau,kamu
udah mau prepare buat ujian. Aku tau kamu banyak tugas. Aku tau kamu banyak
kegiatan. Aku tau itu. Tapi aku hanya meminta sedikit waktumu untuk sekedar
memperbaiki hubungan pertemanan antara kita. Apa susahnya? Kamu bilang,aku
selalu salah paham denganmu,tapi kamu malah nggak pernah meluruskan kesalah
pahaman itu. Bagaimana sebenarnya mau mu?
Aku cuek,kamu marah. Aku ramah,kamu
malah jadi cuek. Apa-apaan ini? Sebenarnya apa yang kita mau? Muter-muter.
Hanya membuang-buang waktu kan? Selalu kata cuek yang kamu berikan untukku.
Kamu selalu nge-judge aku. Kamu nggak tau,gimana usahanya aku buat memperbaiki
sifatku. Sifat cuek itu bukan aku yang mau! Itu sifat udah melekat pada diriku.
Apa susahnya kamu menerima aku apa
adanya? Aku cuek,tapi aku masih punya hati.
Kenapa kamu selalu mempersalahkan
sifat cuekku,mas? Apa yang salah pada diriku? Kenapa kamu seolah-oleh membenci
sifat cuekku itu? Kenapa kamu nggak bisa menerima aku apa adanya? Teman,katamu.
Tapi,kamu aja nggak bisa menerima aku apa adanya. Kamu selalu menyuruhku agar
aku menghilangkan sifat cuekku itu. Kamu selalu membuatku menjadi seperti orang
lain.
Mas,terkadang sifat manusia itu
susah dirubah. Butuh proses. Dan prosesnya nggak cepet. Prosesnya bertahap.
Jadi,apa susahnya kamu membantuku untuk
‘sedikit’ menghilangkan sifat cuekku? Jujur,aku pengen bisa ramah sama
kamu,kayak temen-temen cewek mu yang lain. Aku pengen ngobrol bareng sama kamu.
Aku pengen bisa becandaan bareng sama kamu. Aku juga pengen berbagi cerita sama
kamu. Tapi apa daya? Aku nggak bisa melakukan itu semua,mas. Semua itu
hanya sebuah ilusi semata. Hanya
sebuah keinginan yang sederhana,tapi nggak akan pernah tergapai.
Berapa kali,mas ,aku harus
meminta maaf padamu? Berapa kali aku harus mengalah terus seperti ini? Berapa
kali lagi aku harus selalu tersiksa dengan semua ini? Berapa kali lagi aku
harus mendengar ucapanmu yang menyakitkan itu? Berapa lama lagi aku bisa
bertahan dengan semua ini,mas? Aku nggak sanggup.
Sebenarnya apa susahnya sih kita
berteman? Hanya teman. Tapi kenapa itu seperti hal yang mustahil untuk kita?
Apa kita memang di takdirkan untuk menjadi orang asing? Kenapa kita
dipertemukan,jika hanya akan menjadi seperti ini?
Setiap
pagi.. setiap aku akan melangkahkan kaki ku menuju sekolah,aku berharap dalam
hati,bahwa di sekolahan nanti,kamu akan mendatangiku dan akan menjelaskan semua
kesalah pahaman ini,dan mengajakku untuk berteman. Tapi sepertinya,harapanku
nggak akan pernah tercapai. Karna kamu nggak akan pernah mengklarifikasi
kesalah pahaman ini.
Mas,apakah kehadiranku
menganggumu? Apakah aku selalu merepotkanmu? Apakah aku selalu membuatmu kesal?
Apakah aku selalu menjadi cewek yang menyebalkan? Apakah aku pantas untuk
di jadikan pelampiasan emosimu? Apakah sikapku selama ini menyakitimu,mas? Jika
semua itu benar,aku minta maaf mas. Aku bingung harus bagaimana. Aku sudah
meminta saran dari berbagai teman-temanku. Tapi sayangnya,sampai sekarang,aku
belum juga bisa membuang sifat cuekku itu kepadamu. Maaf,mas, itu terlalu susah untukku lakukan.
Mas,jika menyakitiku bisa membuatmu bahagia,maka
lakukanlah itu. Jika membuatku menangis bisa menebus segala kesalahanku
padamu,maka lakukanlah itu.
Biarlah hatiku remuk sekalian,mas. Karna,buat apa hati ini terus-terusan
utuh,sedangkan aku malah menyakiti hati orang lain? “aku lebih baik disakiti,daripada harus menyakiti”.
Mas,terimakasih telah care dengan
keadaanku. Terimakasih telah nge-support saat aku sedang sakit. Terimakasih
telah memberikanku sedikit semangat disaat semangatku benar-benar hilang..
terima kasih,mas..
Mas,sesuai permintaanmu,insyaallah
aku nggak akan pernah menghapus blog ini. Karna ini satu-satunya permintaanmu yang bisa aku lakukan. Jika permintaanmu yang
lainnya belum dapat aku penuhi,aku minta maaf. Aku akan berjuang untuk
memperbaiki sifatku. Tapi jujur mas,aku lebih suka dan lebih nyaman dengan
sifatku asli yang seperti ini.
Inilah aku yang sebenarnya. Jika
kamu bisa menerimaku menjadi temanmu,aku harap kamu bisa menerima segala
kekuranganku,mas. Yang aku
tau,pertemanan nggak pernah memandang kekurangan orang lain. Mungkin kalimat itu nggak bermakna dan nggak
berarti apa-apa bagimu.
Mas,sebelum kamu mengenalku terlalu
dalam,aku mau jujur padamu,bahwa aku bener-bener bukan cewek perfect seperti
teman-teman cewekmu yang lainnya. Aku hanyalah seorang cewek biasa yang
berjuang memperbaiki segala sifat dan tingkahku. Cuek ku emang keterlaluan,mas.
Satu permintaanku... Aku harap,kamu bisa segera menemuiku dan
segera menyelesaikan masalah ini secepatnya. Maaf mas,jika akhir-akhir
ini aku akan banyak menghilang dari kehidupanmu.
Oh
ya satu lagi,kalok aku lagi nggak masuk sekolah,itu bukan berarti aku males
sekolah,hanya saja saat itu mungkin aku nggak punya tenaga buat masuk sekolah.
Karna faktor kondisi kesehatanku. Maaf juga selalu menutupi semua rasa sakit
ini. Maaf jika ini malah menjadi membuatmu penasaran,tapi aku nggak mau
menceritakan ini kepadamu.. maaf,mas,karna kamu nggak perlu tau apa yang
sebenarnya terjadi padaku.
Btw,terimakasih juga,karna selama
mengenalmu,aku jadi lebih bisa menghargai sebuah perjuangan..
Makasih untuk semuanya mas. Maaf aku
nggak bisa memberikanmu apa-apa. Maaf jika aku hanya bisa memberikanmu sebuah
luka. Maaf.
-Makasih mas {} ,maaf cuekku keterlaluan ({})-