Assalamualaikum….
Bismillah…
Selamat pagi… maaf aku baru sempet
buka blog sekarang. baru nyibuk ini. nyibuk loh ya,bukannya sibuk :p ,eehh tapi
nyibuk juga salah satu cara terbaik untuk move on loh ya :D menyibukkan diri
biar nggak keingitan terus sama si dia.
Kalok di hitung-hitung,ternyata udah
sekitar semingguan aku udah nggak pernah ke koridor lagi. Kangen sih sebenarnya
sama tempat itu. tapi mau bagaimana lagi? Aku nggak pengen ketemu dia. Bener-bener
nggak pengen -__- takutnya nanti kalok aku ketemu dia,rencana move on ku jadi
gagal -__-
Tapi aku pengen banget ke koridor. Aku
kangen suasana tempat itu. aku kangen belajar disana. Aku kangen ngambar
disana. Aku kangen nangis bareng disana. Aku bener-bener kangen ({}) dulu,aku
selalu saja ke koridor. Jam istirahat,pulang sekolah,aku selalu menyempatkan ke
sana. Tapi beda dengan sekarang. aku mencoba menahan diriku untuk enggak
menginjak kaki di tempat itu lagi.
Alasannya? Karna aku nggak pengen
mengingat semua kenanganku di tempat itu. aku pengen move on total. Aku nggak
mau move on Cuma setengah-setengah. Yang aku mau total. “Aku harap kamu nggak
mengacaukan rencanaku untuk move on denganmu!”
Sekarang aku menjadi diriku yang
seperti dulu lagi. Kembali cuek. Kalok sama dia? Cuek lagi. Buat apa mencoba
ramah sama dia kalok nggak pernah dihargai sama sekali? Lebih baik pergi daripada Cuma makan hati.
Sejujurnya,aku masih kecewa sih sama
dia. Entahlah,aku muak sekali dengan ‘harapan-harapan’ yang dia berikan!
M-U-A-K!
Nggak usah ngelihatin aku kayak
gitu! aku benci tatapan matamu. Pergilah. Aku ingin hidup bahagia tanpa
kehadiranmu. Jangan hadir lagi.
Udah seminggu juga aku menghindar
dari dia. Biasanya berangkat dan pulang sekolah aku selalu lewat dikelasnya. Tapi
selama seminggu ini,aku memilih untuk nggak lewat di kelasnya lagi. Buat apa? Bagiku,bertemu
dengannya hanya akan menambah luka saja!
Aku juga semakin jarang keluar
kelas. Paling Cuma pas mau shalat aja. Itu pun sebenarnya,aku males banget
ketemu sama dia -______________-. Kenapa harus ketemu segala sih? menyebalkan
sekali.
Orang yang nggak punya hati itu
nggak pantas untuk dipertahankan. Kangen
dia? Kangen dia yang dulu! bukan kangen dia yang sekarang. kenapa dia jadi
berubah semenjak tragedi 25 Agustus kemarin? Arrghh! Jika tau akan jadi seperti
ini,mungkin dulu aku tak akan pernah melakukannya. Padahal,niat ku dulu itu
baik. Eeh tapi malah jadi rumit kayak gini.
Sebenarnya aku juga sih yang nggak
tau diri. Deketin orang yang masih berharap banyak sama mantannya. Hahaha,stupid
nya aku.
Aku tau,gimana susahnya move on dari
mantan. Tapi akhirnya aku bisa juga kok move on dari mantanku. Mungkin mantanmu
itu,mantan terbaikmu.
Aku nggak mbakat dalam urusan
percintaan. Jadi nggak salah,kalok selama ini aku nggak pernah mau pacaran dan
nggak pernah mau deket sama cowok.
Sebenarnya aku juga tau,kalok
waktumu disekolahan ini nggak bakalan lama lagi. Aku tau,sebentar lagi,kita
bakalan bener-bener nggak akan pernah bertemu lagi. Aku menyadari hal itu.
bersyukur? Bahagia? Jelas. Aku merasa bahagia dan aku bersyukur kalok kita
nggak ketemu lagi. Tapi… bagiku,agak susah
untuk membuang segala kenangan-kenangan itu.
Setelah kamu lulus dari sekolahan
ini,bukan berarti aku langsung bisa melupakan semuanya. Melupakan emang lebih
mudah daripada bertahan. Tapi menurutku sama-sama menyiksa perasaan. Sama saja
kan?
Bener kan ucapanku? Kamu akan
meninggalkanku disaat aku terjatuh? Kamu akan menjauhiku setelah kamu tau semua
tentang kondisiku. Aku sudah memprediksi itu semua akan terjadi. Jarang ada
orang yang bisa menerimaku dengan apa adanya. Termasuk kamu. Kamu nggak bisa
dan nggak akan pernah bisa menerima segala kekuranganku.
Nggak usah membandingkan aku dengan
mantanmu. Karna kita berbeda! Dan mantanmu punya segalanya yang nggak aku
punya. Mantanmu lebih mempunyai peluang besar untuk bahagia daripada aku. Mantanmu
lebih mempunyai kesempatan besar untuk melihatmu. Dan mantanmu selalu lebih
berarti bagimu daripada aku.
Aku lebih memilih nggak ketemu kamu
lagi. Aku lebih memilih untuk melupakan semuanya *walaupun emang susah*. Aku memilih
untuk mundur. Aku memilih untuk kembali ke diriku yang dulu. Dan aku memilih
untuk menghindarimu.
Kamu pernah bilang,kalok kamu nggak
mau nyakiitin aku. Tapi apa buktinya? Sudahkah kamu melalukan seperti yang kamu
ucapankan itu? aku tau,kamu emang nggak
peka. Aku nggak marah soal itu. aku orangnya nggak bisa marah Cuma karna
masalah sepele seperti itu. tapi aku orangnya gampang banget kecewa. Apalagi,kalok
ada janji yang nggak ditepati. Pasti aku langsung kecewa berat.
Maaf,sepertinya hadiahnya mau aku
buang. Nggak pantes tak kasih ke kamu. Hadiahnya jelek. Imajinasiku gagal. Mungkin
dihapus lebih baik.
Sia-sia? Jelas sia-sia lah. Padahal aku
buatnya pas lagi UTS. Menyita banget waktuku. Dan setelah jadi,apakah aku harus
menghapusnya? Iya. Aku harus menghapusnya. Lah emang mau buat apa? Toh dia juga
nggak membutuhkannya.
Maaf juga kalok kelakuan ku
akhir-akhir ini agak menyinggung perasaanmu. Maaf,tapi mungkin aku seperti ini
karna aku terlalu kecewa. Kecewa dengan semua omong kosongmu.
Damn. Try! Try! Try! Sesulit apakah
itu,aku pasti bisa melewatinya. Nggak butuh semangat darimu lagi. Cukup sampai
disini semua luka yang telah kau beri. Aku akan menyemangati diriku sendiri. Bagiku,tanpa
kehadiranmu,hidupku akan jauh lebih tenang.
MAAF.
---
Vote
: “Terimakasih untuk yang sudah memberikan nilai +1 dari postinganku yang
kemarin-kemarin. Nilai +1 dari kalian,dan darimu telah membuatku semakin
bersemangat untuk tetap bertahan di dunia tulis. Terimakasih :)