Total Pageviews

Thursday, October 22, 2015

Aku Merindukan Tempat Itu Tapi Aku Berusaha Untuk Tak Hadir Di Hadapanmu...



Assalamualaikum…. Bismillah…
            Selamat pagi… maaf aku baru sempet buka blog sekarang. baru nyibuk ini. nyibuk loh ya,bukannya sibuk :p ,eehh tapi nyibuk juga salah satu cara terbaik untuk move on loh ya :D menyibukkan diri biar nggak keingitan terus sama si dia.
            Kalok di hitung-hitung,ternyata udah sekitar semingguan aku udah nggak pernah ke koridor lagi. Kangen sih sebenarnya sama tempat itu. tapi mau bagaimana lagi? Aku nggak pengen ketemu dia. Bener-bener nggak pengen -__- takutnya nanti kalok aku ketemu dia,rencana move on ku jadi gagal -__-

            Tapi aku pengen banget ke koridor. Aku kangen suasana tempat itu. aku kangen belajar disana. Aku kangen ngambar disana. Aku kangen nangis bareng disana. Aku bener-bener kangen ({}) dulu,aku selalu saja ke koridor. Jam istirahat,pulang sekolah,aku selalu menyempatkan ke sana. Tapi beda dengan sekarang. aku mencoba menahan diriku untuk enggak menginjak kaki di tempat itu lagi.
            Alasannya? Karna aku nggak pengen mengingat semua kenanganku di tempat itu. aku pengen move on total. Aku nggak mau move on Cuma setengah-setengah. Yang aku mau total. “Aku harap kamu nggak mengacaukan rencanaku untuk move on denganmu!”

            Sekarang aku menjadi diriku yang seperti dulu lagi. Kembali cuek. Kalok sama dia? Cuek lagi. Buat apa mencoba ramah sama dia kalok nggak pernah dihargai sama sekali?  Lebih baik pergi daripada Cuma makan hati.
            Sejujurnya,aku masih kecewa sih sama dia. Entahlah,aku muak sekali dengan ‘harapan-harapan’ yang dia berikan! M-U-A-K!
            Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu! aku benci tatapan matamu. Pergilah. Aku ingin hidup bahagia tanpa kehadiranmu. Jangan hadir lagi.

            Udah seminggu juga aku menghindar dari dia. Biasanya berangkat dan pulang sekolah aku selalu lewat dikelasnya. Tapi selama seminggu ini,aku memilih untuk nggak lewat di kelasnya lagi. Buat apa? Bagiku,bertemu dengannya hanya akan menambah luka saja!
            Aku juga semakin jarang keluar kelas. Paling Cuma pas mau shalat aja. Itu pun sebenarnya,aku males banget ketemu sama dia -______________-. Kenapa harus ketemu segala sih? menyebalkan sekali.

            Orang yang nggak punya hati itu nggak pantas untuk dipertahankan.  Kangen dia? Kangen dia yang dulu! bukan kangen dia yang sekarang. kenapa dia jadi berubah semenjak tragedi 25 Agustus kemarin? Arrghh! Jika tau akan jadi seperti ini,mungkin dulu aku tak akan pernah melakukannya. Padahal,niat ku dulu itu baik. Eeh tapi malah jadi rumit kayak gini.

            Sebenarnya aku juga sih yang nggak tau diri. Deketin orang yang masih berharap banyak sama mantannya. Hahaha,stupid nya aku.

            Aku tau,gimana susahnya move on dari mantan. Tapi akhirnya aku bisa juga kok move on dari mantanku. Mungkin mantanmu itu,mantan terbaikmu.
            Aku nggak mbakat dalam urusan percintaan. Jadi nggak salah,kalok selama ini aku nggak pernah mau pacaran dan nggak pernah mau deket sama cowok.

            Sebenarnya aku juga tau,kalok waktumu disekolahan ini nggak bakalan lama lagi. Aku tau,sebentar lagi,kita bakalan bener-bener nggak akan pernah bertemu lagi. Aku menyadari hal itu. bersyukur? Bahagia? Jelas. Aku merasa bahagia dan aku bersyukur kalok kita nggak ketemu lagi. Tapi…  bagiku,agak susah untuk membuang segala kenangan-kenangan itu.
            Setelah kamu lulus dari sekolahan ini,bukan berarti aku langsung bisa melupakan semuanya. Melupakan emang lebih mudah daripada bertahan. Tapi menurutku sama-sama menyiksa perasaan. Sama saja kan?

            Bener kan ucapanku? Kamu akan meninggalkanku disaat aku terjatuh? Kamu akan menjauhiku setelah kamu tau semua tentang kondisiku. Aku sudah memprediksi itu semua akan terjadi. Jarang ada orang yang bisa menerimaku dengan apa adanya. Termasuk kamu. Kamu nggak bisa dan nggak akan pernah bisa menerima segala kekuranganku.

            Nggak usah membandingkan aku dengan mantanmu. Karna kita berbeda! Dan mantanmu punya segalanya yang nggak aku punya. Mantanmu lebih mempunyai peluang besar untuk bahagia daripada aku. Mantanmu lebih mempunyai kesempatan besar untuk melihatmu. Dan mantanmu selalu lebih berarti bagimu daripada aku.

            Aku lebih memilih nggak ketemu kamu lagi. Aku lebih memilih untuk melupakan semuanya *walaupun emang susah*. Aku memilih untuk mundur. Aku memilih untuk kembali ke diriku yang dulu. Dan aku memilih untuk menghindarimu.
            Kamu pernah bilang,kalok kamu nggak mau nyakiitin aku. Tapi apa buktinya? Sudahkah kamu melalukan seperti yang kamu ucapankan itu?  aku tau,kamu emang nggak peka. Aku nggak marah soal itu. aku orangnya nggak bisa marah Cuma karna masalah sepele seperti itu. tapi aku orangnya gampang banget kecewa. Apalagi,kalok ada janji yang nggak ditepati. Pasti aku langsung kecewa berat. 

            Maaf,sepertinya hadiahnya mau aku buang. Nggak pantes tak kasih ke kamu. Hadiahnya jelek. Imajinasiku gagal. Mungkin dihapus lebih baik.
            Sia-sia? Jelas sia-sia lah. Padahal aku buatnya pas lagi UTS. Menyita banget waktuku. Dan setelah jadi,apakah aku harus menghapusnya? Iya. Aku harus menghapusnya. Lah emang mau buat apa? Toh dia juga nggak membutuhkannya.

            Maaf juga kalok kelakuan ku akhir-akhir ini agak menyinggung perasaanmu. Maaf,tapi mungkin aku seperti ini karna aku terlalu kecewa. Kecewa dengan semua omong kosongmu. 
            Damn. Try! Try! Try! Sesulit apakah itu,aku pasti bisa melewatinya. Nggak butuh semangat darimu lagi. Cukup sampai disini semua luka yang telah kau beri. Aku akan menyemangati diriku sendiri. Bagiku,tanpa kehadiranmu,hidupku akan jauh lebih tenang. 

            MAAF.
---
 
Vote : “Terimakasih untuk yang sudah memberikan nilai +1 dari postinganku yang kemarin-kemarin. Nilai +1 dari kalian,dan darimu telah membuatku semakin bersemangat untuk tetap bertahan di dunia tulis. Terimakasih :)



No comments:

Post a Comment