Assalamualaikum… Bismillah…
Bahagia itu ternyata amat sederhana. Namun sayangnya itu hanya bisa kamu ciptakan…
---
Tak semua perasaan itu harus diungkapkan. Adakalanya dia lebih baik disimpan dalam hati. diresapi sendiri.
Menurutku,cukup bahagia hanya dengan melihat sosoknya. Senyum terkembang saat melihat tawanya.
---
Ada anggapan yang mengatakan bahwa persahabatan antara lawan jenis itu omong kosong. Banyak yang percaya persahabatan semacam itu tak akan tulus. Pilihannya antara terjerat friendzone atau malah jadian. Tapi nyatanya,masih ada orang yang bisa mempertahankan persahabatannya tanpa mengedepankan perasaan. Persahabatan itu bisa langgeng ketika memang dari awal sudah dilandasi dengan rasa saling menyayangi sebagai teman.
Ini rasa entah apa? Yang jelas,ini bukan sebuah rasa yang berstatus sebagai pacar. Ini rasa takut kehilangan,bukan karena dia kekasih,tapi lebih kearah pada sahabat. Lebih menyakitkan hati jika kehilangan sahabat daripada kehilangan seorang kekasih. Ini hidup tak selalu harus tentang cinta. Yang terus bersama tak selamanya disebut kekasih hati. karena jika memang jodoh,pasti akan kembali ~
Berapapun jarak yang kita tempuh untuk berlari,pada akhirnya,takdirlah yang akan berbicara ketika kita memang ditakdirkan untuk bersama.
Meneriakkan namamu di deras hujan. Memandangmu dari kejauhan. Menangisimu di kegelapan. Dan mendoakanmu di keheningan malam. Itulah caraku menjagamu dari kejauhan~
---
Aku mengecewakanmu? Mungkin saja begitu. Kamu berpikir,bahwa aku egois,aku jahat,dan aku keterlaluan. Kamu pantas mempunyai pikiran begitu. Karena aku memang tak pernah menjelaskan apa maksud dari perbuatanku semua ini kepadamu.
Terkadang kamu tidak tahu dan terkadang kamu tidak paham. Bahwa aku… aku tak pernah ingin menjatuhkanmu. Sama sekali tak pernah aku mempunyai pikiran seperti itu. Aku hanya ingin kamu selalu berdiri kokoh didepanku. Aku ingin menjadikanmu orang yang berhati kuat. Bukan orang yang berhati rapuh sepertiku. Aku ingin mengajarkanmu caranya bahagia tanpaku. Karena aku ingin kamu bisa selalu bahagia,ada ataupun gak ada aku.
Aku merahasiakan semuanya didepanmu. Aku menahan semua rasa sakitku dihadapanmu. Aku menahan pedihnya air mata dibelakangmu. Dan aku menahan rinduku dikejauhanmu.
Andai saja kamu tahu,betapa sulitnya aku menyembunyikan semua ini dihadapanmu. Kamu pasti tak tahu,bagaimana bisa aku selalu terlihat ceria didepanmu? Bagaimana bisa aku menyembunyikan rasa sakitku yang selalu muncul secara tiba-tiba saat aku bersamamu? Dan bagaimana bisa aku mengecilkan volume rintihanku saat tulang belakangku terasa ngilu karena tak mampu lagi menompang sakitku?
Aku terlalu pandai untuk bersandiwara. Dan aku bisa melakukan itu semua ini karena satu hal. Yaitu,kehadiranmulah. Bagiku,kehadiranmu seakan telah melenyapkan semua rasa sakitku. Dan kehadiranmu lah yang telah mampu membuat senyumku selalu terkembang diwajahku.
---
Maaf. Bukannya aku tak menganggapmu sebagai sahabatku lagi. Tapi aku merahasiakan ini semua,atas dasar kebahagiaanmu. Aku tak ingin mengurangi rasa bahagiamu sedikitpun. Aku tak ingin membuatmu khawatir. Aku tak ingin membuatmu bersusah payah memikirkan keadaanku. Intinya,aku tak pernah ingin mempertaruhkan kebahagiaanmu hanya demi kesedihanku.
Jangan berpikir hidupku akan selalu berjalan sesuai harapanku. Karena pada kenyataannya,masalah tak henti-hentinya menimpaku. Hingga suatu saat aku merasa lelah dan memilih untuk menyerah atas semuanya. Termasuk menyerah akan penyakit yang aku derita.
Selama kamu mengenalku,aku memang belum pernah sekalipun membuatmu bahagia. Bahkan mungkin aku tak akan mampu untuk membuatmu bahagia selamanya. Karena diriku rapuh oleh takdir ini. tak mampu ku jalani dan tak mampu ku hindari..
Namun aku akan selalu berusaha untuk membuatmu bahagia. Entah bagaimanapun itu caranya. Apakah dengan mencarikanmu kekasih bisa membuatmu bahagia? Jika begitu, carilah kekasih seperti yang kamu inginkan. Aku tak pernah melarangmu untuk berpacaran. Jika memang kamu telah menemukan perempuan pujaanmu itu,kejarlah dia. Kamu tak perlu memikirkan perasaanku. Karena tentunya kamu pasti tahu,bahwa bahagiamu bahagiaku pasti.
Mungkin saja,kehadiran kekasihmu itu bisa memberikanmu semangat. Karena kenyataannya aku sudah tak mampu lagi menyemangatimu. Menyemangati diri sendiri saja aku tak mampu. Bagaimana aku bisa menyemangati orang lain? ---
Aku akan tetap berjuang… sampai aku benar-benar menemui titik lelahku. Aku akan tetap disampingmu,sampai kamu benar-benar bisa hidup bahagia tanpa diriku. Dan aku akan tetap merintihkan kalimat doaku untukmu,sampai takdir benar-benar berbaik hati kepadamu…
Dan aku minta maaf,jika aku sudah tak mampu lagi melakukan itu semua untukmu… Karena mungkin saja,aku telah memutuskan untuk benar-benar menyerah. Karena sang takdirlah yang telah mengalahkanku…
---
Terimakasih karena kamu telah membawaku masuk dalam kisahmu ini. Ini menyenangkan. Sekaligus menyakitkan.
Bahagia itu ternyata amat sederhana. Namun sayangnya itu hanya bisa kamu ciptakan…
---
Tak semua perasaan itu harus diungkapkan. Adakalanya dia lebih baik disimpan dalam hati. diresapi sendiri.
Menurutku,cukup bahagia hanya dengan melihat sosoknya. Senyum terkembang saat melihat tawanya.
---
Ada anggapan yang mengatakan bahwa persahabatan antara lawan jenis itu omong kosong. Banyak yang percaya persahabatan semacam itu tak akan tulus. Pilihannya antara terjerat friendzone atau malah jadian. Tapi nyatanya,masih ada orang yang bisa mempertahankan persahabatannya tanpa mengedepankan perasaan. Persahabatan itu bisa langgeng ketika memang dari awal sudah dilandasi dengan rasa saling menyayangi sebagai teman.
Ini rasa entah apa? Yang jelas,ini bukan sebuah rasa yang berstatus sebagai pacar. Ini rasa takut kehilangan,bukan karena dia kekasih,tapi lebih kearah pada sahabat. Lebih menyakitkan hati jika kehilangan sahabat daripada kehilangan seorang kekasih. Ini hidup tak selalu harus tentang cinta. Yang terus bersama tak selamanya disebut kekasih hati. karena jika memang jodoh,pasti akan kembali ~
Berapapun jarak yang kita tempuh untuk berlari,pada akhirnya,takdirlah yang akan berbicara ketika kita memang ditakdirkan untuk bersama.
Meneriakkan namamu di deras hujan. Memandangmu dari kejauhan. Menangisimu di kegelapan. Dan mendoakanmu di keheningan malam. Itulah caraku menjagamu dari kejauhan~
---
Aku mengecewakanmu? Mungkin saja begitu. Kamu berpikir,bahwa aku egois,aku jahat,dan aku keterlaluan. Kamu pantas mempunyai pikiran begitu. Karena aku memang tak pernah menjelaskan apa maksud dari perbuatanku semua ini kepadamu.
Terkadang kamu tidak tahu dan terkadang kamu tidak paham. Bahwa aku… aku tak pernah ingin menjatuhkanmu. Sama sekali tak pernah aku mempunyai pikiran seperti itu. Aku hanya ingin kamu selalu berdiri kokoh didepanku. Aku ingin menjadikanmu orang yang berhati kuat. Bukan orang yang berhati rapuh sepertiku. Aku ingin mengajarkanmu caranya bahagia tanpaku. Karena aku ingin kamu bisa selalu bahagia,ada ataupun gak ada aku.
Aku merahasiakan semuanya didepanmu. Aku menahan semua rasa sakitku dihadapanmu. Aku menahan pedihnya air mata dibelakangmu. Dan aku menahan rinduku dikejauhanmu.
Andai saja kamu tahu,betapa sulitnya aku menyembunyikan semua ini dihadapanmu. Kamu pasti tak tahu,bagaimana bisa aku selalu terlihat ceria didepanmu? Bagaimana bisa aku menyembunyikan rasa sakitku yang selalu muncul secara tiba-tiba saat aku bersamamu? Dan bagaimana bisa aku mengecilkan volume rintihanku saat tulang belakangku terasa ngilu karena tak mampu lagi menompang sakitku?
Aku terlalu pandai untuk bersandiwara. Dan aku bisa melakukan itu semua ini karena satu hal. Yaitu,kehadiranmulah. Bagiku,kehadiranmu seakan telah melenyapkan semua rasa sakitku. Dan kehadiranmu lah yang telah mampu membuat senyumku selalu terkembang diwajahku.
---
Maaf. Bukannya aku tak menganggapmu sebagai sahabatku lagi. Tapi aku merahasiakan ini semua,atas dasar kebahagiaanmu. Aku tak ingin mengurangi rasa bahagiamu sedikitpun. Aku tak ingin membuatmu khawatir. Aku tak ingin membuatmu bersusah payah memikirkan keadaanku. Intinya,aku tak pernah ingin mempertaruhkan kebahagiaanmu hanya demi kesedihanku.
Jangan berpikir hidupku akan selalu berjalan sesuai harapanku. Karena pada kenyataannya,masalah tak henti-hentinya menimpaku. Hingga suatu saat aku merasa lelah dan memilih untuk menyerah atas semuanya. Termasuk menyerah akan penyakit yang aku derita.
Selama kamu mengenalku,aku memang belum pernah sekalipun membuatmu bahagia. Bahkan mungkin aku tak akan mampu untuk membuatmu bahagia selamanya. Karena diriku rapuh oleh takdir ini. tak mampu ku jalani dan tak mampu ku hindari..
Namun aku akan selalu berusaha untuk membuatmu bahagia. Entah bagaimanapun itu caranya. Apakah dengan mencarikanmu kekasih bisa membuatmu bahagia? Jika begitu, carilah kekasih seperti yang kamu inginkan. Aku tak pernah melarangmu untuk berpacaran. Jika memang kamu telah menemukan perempuan pujaanmu itu,kejarlah dia. Kamu tak perlu memikirkan perasaanku. Karena tentunya kamu pasti tahu,bahwa bahagiamu bahagiaku pasti.
Mungkin saja,kehadiran kekasihmu itu bisa memberikanmu semangat. Karena kenyataannya aku sudah tak mampu lagi menyemangatimu. Menyemangati diri sendiri saja aku tak mampu. Bagaimana aku bisa menyemangati orang lain? ---
Aku akan tetap berjuang… sampai aku benar-benar menemui titik lelahku. Aku akan tetap disampingmu,sampai kamu benar-benar bisa hidup bahagia tanpa diriku. Dan aku akan tetap merintihkan kalimat doaku untukmu,sampai takdir benar-benar berbaik hati kepadamu…
Dan aku minta maaf,jika aku sudah tak mampu lagi melakukan itu semua untukmu… Karena mungkin saja,aku telah memutuskan untuk benar-benar menyerah. Karena sang takdirlah yang telah mengalahkanku…
---
Terimakasih karena kamu telah membawaku masuk dalam kisahmu ini. Ini menyenangkan. Sekaligus menyakitkan.