Total Pageviews

Friday, October 09, 2015

Jangan Pernah Menangis Untukku.. Karna Itu Hanya Akan Semakin Membuatku Terpukul...



Assalamualaikum… Bismillah…
            Ini adalah pertama kalinya aku mendengar tangisan ibuku pecah. Ini pertama kalinya aku merasakan bahwa ada seseorang yang benar-benar peduli dengan diriku. Dan ini adalah kesekian kalinya aku membuat orangtua ku khawatir. Mengkhawatirkan kondisiku.
            Bukan. Sebenarnya ini semua bukan mau ku. Aku sebenarnya juga tak pernah pengen membuat orang tuaku khawatir. Aku juga tak pernah pengen merepotkan orang lain. sungguh bukan kemauanku.

            Kedua kalinya aku melakukan prosesi cek darah. Dan menurutku,ini adalah cek darah yang paling mengerikan. Aku nggak takut dengan jarum suntik. Aku sudah mulai terbiasa. Saat jarum suntik itu menusuk pergelangan tanganku,aku tak merasa kesakitan. Hanya saja masalahnya adalah saat aku selesai disuntik. Entah mengapa,setelah disuntik tadi,aku merasa kepalaku langsung terasa berat,perutku mual,asam lambungku naik,pandanganku mulai kabur,dan parahnya lagi,setelah keluar dari ruangan,aku tak bisa mendengarkan apapun. Saat itu,aku benar-benar kehilangan pendengaranku.
            Aku pikir,aku kuat. Karna kemarin saat pertama kalinya aku menjalani prosesi cek darah,aku bisa melaluinya dengan baik-baik saja. Iya,emang dulu juga sempat merasa mual. Tapi nggak sampai separah saat ini. entah kenapa aku ini,sepertinya aku benar-benar terlihat sangat lemah. berdiri pun aku tak mampu,dan akhirnya aku jatuh pingsan sebelum pulang ke rumah.
            Dan ini adalah yang membuat ibuku menangis. Seumur-umur,aku belum pernah pingsan. Ini adalah pertama kalinya. Entah apa yang saat ini aku rasakan. Mendengar suara tangisan ibuku,semakin membuatku terpukul. Aku menjadi merasa bersalah. Maaf,Bu. Aku tak bermaksud membuatmu menangis. Dan semoga ini adalah terakhir kalinya aku melihat ibu menangisiku,karna aku ak pernah ingin melihat ibu menangis lagi…

            Keputusan Ayahku emang sepihak. Aku belum setuju,namun Ayah tetap memaksaku. Ayah memaksaku untuk opname. Biar aku bisa lebih dirawat secara intensif di rumah sakit. Sejujurnya dalam hatiku yang paling dalam,aku menolak kemauan Ayahku. Aku nggak mau di opname. Tolong,jangan biarkan aku di opname,Ayah… jangan biarkan aku merasa kesepian dirumah sakit.. biarkan aku menikmati sisa-sisa umurku ini dengan duniaku sendiri.. aku masih ingin berkumpul  bersama teman-temanku.. aku masih pengen sekolah… aku masih pengen mengejar cita-citaku.. aku nggak mau diopname,mengertilah,Ayah…
            Bayangkan,jika aku benar-benar opname dirumah sakit. Bayangkan,bagaimana perasaan hatiku. Bayangkan,bagaimana menderitanya aku. Bayangkan,bagaimana kesepiannya aku saat disana. Dan bayangkan,bagaimana kangennya aku dengan semua penghuni sekolahan,temen-temen,dan juga kamu,kakak kelasku..

            Semangat darimu sudah lebih dari cukup untuk membuatku terus melangkah menjejaki kehidupan yang semakin hari semakin berat. Semangat darimu sudah lebih dari cukup untuk membuatku sedikit menghilangkan rasa sakit ini. semangat darimu sudah lebih dari cukup untuk membuatku mampu bertahan hidup sampai saat ini. hanya semangat darimu. Hanya sebatas ucapan semangat darimu yang sangat-sangat berpengaruh dalam kehidupanku kedepannya. Terimakasih telah bersusah payah memberiku semangat,mas ({})

            Apakah kamu marah denganku? Apakah kamu kecewa denganku karna aku tak pernah menyapamu? Apakah kamu jengkel denganku karna aku tak pernah bisa merubah sifatku? … mas,aku sudah berusaha mengabarimu mengenai keadaanku. Tapi sayangnya tak ada respon darimu. Aku tadi sempat mengirimimu pesan. Pesan yang berisi ucapan semangat. Berharap setelah kamu membacanya,semangatmu akan bangkit lagi… tapi lagi-lagi,kamu tak mempedulikannya. 

            Kamu tau mengapa aku selalu minder denganmu? Kamu tau mengapa aku selalu menghindar dari tatapan matamu? Kamu tau? Kamu tau apa yang saat ini aku rasakan? TAKUT. Ya,rasa itulah yang saat ini aku rasakan.
            Aku takut… kamu berubah setelah mengetahui keadaanku yang sebenarnya..
Aku takut… kamu menghindariku setelah kamu menyadari bahwa aku terlalu sering sakit-sakitan..
Aku takut… kamu pergi begitu saja meninggalkanku saat aku sedang benar-benar terjatuh…
            Aku takut semua itu terjadi. Tapi aku tak bisa mengungkirinya. Aku yakin,bahwa suatu saat nanti,semua itu akan benar-benar terjadi. Aku tau,akan ada saatnya kamu benar-benar pegi meninggalkanku saat aku sedang benar-benar terjatuh. Aku tak punya hak untuk mencegahmu pergi. Mungkin,aku hanya bisa memandangi kepergianmu dengan hati hampa bercampur kecewa…

            Umurku emang nggak bisa diprediksi. Aku juga nggak yakin,apakah aku masih bisa melihatmu melewati Ujianmu,nantinya. Padahal,aku ingin sekali memberikanmu semangat pada hari itu. aku ingin kamu melakukan yang terbaik… tetep semangat,mas,walaupun aku nggak pernah mengucapkan ucapan penyemangat untukmu secara langsung…
            Nggak usah browsing-browsing mengenai penyakitku,mas. Aku minta,kamu jangan pernah browsing,karna aku nggak mau kamu merasa kasihan denganku. Aku saja sampai menangis saat membaca artikel mengenai penyakitku. Aku harap kamu tak penasaran dengan jenis penyakitku ini..

            Masih ingat dengan janjimu,bahwa kamu akan membantuku menghilangkan phobia anehku? Aku tunggu janjimu itu. entah kapan kamu akan menepatinya. Boleh kah aku menunggu janjimu itu?  sebuah janji yang sederhana yang entah mengapa bisa memaksaku untuk menunggu. Aku pegang ucapanmu,bahwa kamu akan selalu menepati janjimu. Semoga aku masih diberi waktu untuk sekedar bersama denganmu,walau hanya hitungan menit…
            Terkadang,aku merasa hidup ini terlalu nggak adil. Terkadang,aku merasa bahwa segala cobaan dilimpahkan kepadaku. Tapi aku baru sadar,semua ini dilakukan karna Allah memang benar-benar sayang denganku. Allah menguji kesabaranku. Ya,semoga saja kesabaranku membuahkan hasil ({})

            Satu hari lagi Ujian selesai… pengen sekali setelah ujian,holiday’an bareng sama temen-temen. Tapi hari sabtu besok,setelah ujian selesai,aku harus langsung menuju rumah sakit. Yup,check up (again). Ya inilah hidup. Aku harus terus berjuang,agar mereka bisa terus melihat senyumanku…
            Untuk semuanya,bantu mendoakan yang terbaik untukku.. aku tak meminta apa-apa dari kalian.. aku hanya meminta,selipkan namaku dalam doa kalian.. satu permintaanku,semoga aku masih diberi umur lebih yang bermanfaat. Aku nggak minta sembuh,aku Cuma minta Allah sedikit memanjangkan umurku.. agar aku bisa sedikit menikmati indahnya dunia.. agar aku bisa sedikit membuat mereka bahagia … agar aku bisa sedikit membantu meringkankan beban hidup mereka..

            “Sebenarnya hari ini adalah hari yang sangat spesial. Disekolahan kali ini,aku jadi sering banget ketemu sama dia. Alhamdulillah,aku syukuri. Dan kali ini,disekolahan,aku bisa berkumpul dengan kelima sahabatku ({}) Nurul,Diah,Vinda,Agil,Elma ({}), argghh,rasanya berat sekali untuk meninggalkan kalian semua ({})”
            The last,terimakasih untuk makhluk-makhluk penyemangatku ({}) terimakasih atas jasa yang telah kalian berikan untukku.. love you ({}) sayang kalian semua ({}) andai aku bisa memilih,aku pasti akan memilih berkumpul bersama kalian daripada harus menghabiskan waktuku dirumah sakit…
           

No comments:

Post a Comment