Assalamualaikum…
Bismillah…
Ini adalah pertama kalinya aku
mendengar tangisan ibuku pecah. Ini pertama kalinya aku merasakan bahwa ada
seseorang yang benar-benar peduli dengan diriku. Dan ini adalah kesekian
kalinya aku membuat orangtua ku khawatir. Mengkhawatirkan kondisiku.
Bukan. Sebenarnya ini semua bukan
mau ku. Aku sebenarnya juga tak pernah pengen membuat orang tuaku khawatir. Aku
juga tak pernah pengen merepotkan orang lain. sungguh bukan kemauanku.
Kedua kalinya aku melakukan prosesi
cek darah. Dan menurutku,ini adalah cek darah yang paling mengerikan. Aku nggak
takut dengan jarum suntik. Aku sudah mulai terbiasa. Saat jarum suntik itu
menusuk pergelangan tanganku,aku tak merasa kesakitan. Hanya saja masalahnya
adalah saat aku selesai disuntik. Entah mengapa,setelah disuntik tadi,aku
merasa kepalaku langsung terasa berat,perutku mual,asam lambungku
naik,pandanganku mulai kabur,dan parahnya lagi,setelah keluar dari ruangan,aku
tak bisa mendengarkan apapun. Saat itu,aku benar-benar kehilangan pendengaranku.
Aku pikir,aku kuat. Karna kemarin
saat pertama kalinya aku menjalani prosesi cek darah,aku bisa melaluinya dengan
baik-baik saja. Iya,emang dulu juga sempat merasa mual. Tapi nggak sampai
separah saat ini. entah kenapa aku ini,sepertinya aku benar-benar terlihat
sangat lemah. berdiri pun aku tak mampu,dan akhirnya aku jatuh pingsan sebelum
pulang ke rumah.
Dan ini adalah yang membuat ibuku
menangis. Seumur-umur,aku belum pernah pingsan. Ini adalah pertama kalinya. Entah
apa yang saat ini aku rasakan. Mendengar suara tangisan ibuku,semakin membuatku
terpukul. Aku menjadi merasa bersalah. Maaf,Bu. Aku tak bermaksud membuatmu
menangis. Dan semoga ini adalah terakhir kalinya aku melihat ibu
menangisiku,karna aku ak pernah ingin melihat ibu menangis lagi…
Keputusan Ayahku emang sepihak. Aku belum
setuju,namun Ayah tetap memaksaku. Ayah memaksaku untuk opname. Biar aku bisa
lebih dirawat secara intensif di rumah sakit. Sejujurnya dalam hatiku yang
paling dalam,aku menolak kemauan Ayahku. Aku nggak mau di opname. Tolong,jangan
biarkan aku di opname,Ayah… jangan biarkan aku merasa kesepian dirumah sakit..
biarkan aku menikmati sisa-sisa umurku ini dengan duniaku sendiri.. aku masih
ingin berkumpul bersama teman-temanku..
aku masih pengen sekolah… aku masih pengen mengejar cita-citaku.. aku nggak mau
diopname,mengertilah,Ayah…
Bayangkan,jika aku benar-benar
opname dirumah sakit. Bayangkan,bagaimana perasaan hatiku. Bayangkan,bagaimana
menderitanya aku. Bayangkan,bagaimana kesepiannya aku saat disana. Dan bayangkan,bagaimana
kangennya aku dengan semua penghuni sekolahan,temen-temen,dan juga kamu,kakak
kelasku..
Semangat
darimu sudah lebih dari cukup untuk membuatku terus melangkah menjejaki
kehidupan yang semakin hari semakin berat. Semangat darimu sudah lebih dari
cukup untuk membuatku sedikit menghilangkan rasa sakit ini. semangat darimu
sudah lebih dari cukup untuk membuatku mampu bertahan hidup sampai saat ini.
hanya semangat darimu. Hanya sebatas ucapan semangat darimu yang sangat-sangat
berpengaruh dalam kehidupanku kedepannya. Terimakasih telah bersusah payah
memberiku semangat,mas ({})
Apakah kamu marah denganku? Apakah kamu
kecewa denganku karna aku tak pernah menyapamu? Apakah kamu jengkel denganku
karna aku tak pernah bisa merubah sifatku? … mas,aku sudah berusaha mengabarimu
mengenai keadaanku. Tapi sayangnya tak ada respon darimu. Aku tadi sempat
mengirimimu pesan. Pesan yang berisi ucapan semangat. Berharap setelah kamu membacanya,semangatmu
akan bangkit lagi… tapi lagi-lagi,kamu tak mempedulikannya.
Kamu tau mengapa aku selalu minder
denganmu? Kamu tau mengapa aku selalu menghindar dari tatapan matamu? Kamu tau?
Kamu tau apa yang saat ini aku rasakan? TAKUT. Ya,rasa itulah yang saat ini aku
rasakan.
Aku
takut… kamu berubah setelah mengetahui keadaanku yang sebenarnya..
Aku takut… kamu menghindariku
setelah kamu menyadari bahwa aku terlalu sering sakit-sakitan..
Aku takut… kamu pergi begitu
saja meninggalkanku saat aku sedang benar-benar terjatuh…
Aku
takut semua itu terjadi. Tapi aku tak bisa mengungkirinya. Aku yakin,bahwa
suatu saat nanti,semua itu akan benar-benar terjadi. Aku tau,akan ada saatnya kamu benar-benar pegi meninggalkanku saat
aku sedang benar-benar terjatuh. Aku tak punya hak untuk mencegahmu
pergi. Mungkin,aku hanya bisa memandangi kepergianmu dengan hati hampa
bercampur kecewa…
Umurku emang nggak bisa diprediksi. Aku
juga nggak yakin,apakah aku masih bisa melihatmu melewati Ujianmu,nantinya. Padahal,aku
ingin sekali memberikanmu semangat pada hari itu. aku ingin kamu melakukan yang
terbaik… tetep semangat,mas,walaupun
aku nggak pernah mengucapkan ucapan penyemangat untukmu secara langsung…
Nggak usah browsing-browsing
mengenai penyakitku,mas. Aku minta,kamu
jangan pernah browsing,karna aku nggak mau kamu merasa kasihan
denganku. Aku saja sampai menangis saat membaca artikel mengenai penyakitku. Aku
harap kamu tak penasaran dengan jenis penyakitku ini..
Masih ingat dengan janjimu,bahwa
kamu akan membantuku menghilangkan phobia anehku? Aku tunggu janjimu itu.
entah kapan kamu akan menepatinya. Boleh kah aku menunggu janjimu itu? sebuah janji yang sederhana yang entah
mengapa bisa memaksaku untuk menunggu. Aku pegang ucapanmu,bahwa kamu akan
selalu menepati janjimu. Semoga aku masih diberi waktu untuk sekedar
bersama denganmu,walau hanya hitungan menit…
Terkadang,aku merasa hidup ini
terlalu nggak adil. Terkadang,aku merasa bahwa segala cobaan dilimpahkan
kepadaku. Tapi aku baru sadar,semua ini dilakukan karna Allah memang
benar-benar sayang denganku. Allah menguji kesabaranku. Ya,semoga saja
kesabaranku membuahkan hasil ({})
Satu hari lagi Ujian selesai… pengen
sekali setelah ujian,holiday’an bareng sama temen-temen. Tapi hari sabtu
besok,setelah ujian selesai,aku harus langsung menuju rumah sakit. Yup,check up
(again). Ya inilah hidup. Aku harus terus berjuang,agar mereka bisa terus
melihat senyumanku…
Untuk semuanya,bantu mendoakan yang
terbaik untukku.. aku tak meminta apa-apa dari kalian.. aku hanya
meminta,selipkan namaku dalam doa kalian.. satu permintaanku,semoga aku masih
diberi umur lebih yang bermanfaat. Aku nggak minta sembuh,aku Cuma minta Allah
sedikit memanjangkan umurku.. agar aku bisa sedikit menikmati indahnya dunia..
agar aku bisa sedikit membuat mereka bahagia … agar aku bisa sedikit membantu
meringkankan beban hidup mereka..
“Sebenarnya hari ini adalah hari
yang sangat spesial. Disekolahan kali ini,aku jadi sering banget ketemu sama
dia. Alhamdulillah,aku syukuri. Dan kali ini,disekolahan,aku bisa berkumpul
dengan kelima sahabatku ({}) Nurul,Diah,Vinda,Agil,Elma ({}), argghh,rasanya
berat sekali untuk meninggalkan kalian semua ({})”
The
last,terimakasih untuk makhluk-makhluk penyemangatku ({}) terimakasih atas jasa
yang telah kalian berikan untukku.. love you ({}) sayang kalian semua
({}) andai aku bisa memilih,aku pasti akan memilih berkumpul bersama kalian
daripada harus menghabiskan waktuku dirumah sakit…
No comments:
Post a Comment